RTM UIN Datokarama Hasilkan Enam Poin Rekomendasi Peningkatan Mutu 

  • Whatsapp
RTM UIN Datokarama Hasilkan Enam Poin Rekomendasi Peningkatan Mutu. Foto:Ist

PALU, BULLETIN.ID Rapat Tinjauan Manajemen Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) menghasilkan enam poin penting rekomendasi untuk peningkatan sistem manajemen mutu.

Enam poin tersebut adalah, yang pertama, UIN Datokarama Palu perlu memperkuat sistem integrasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi di seluruh unit kerja.

Kedua, UIN Datokarama perlu memperkuat program penguatan kapasitas dosen dan standarisasi dokumen akademik.

Ketiga, UIN Datokarama perlu memperkuat tata kelola kelembagaan berbasis digital.

Keempat, UIN Datokarama perlu memperkuat kualitas akademik dan internasionalisasi melalui kebijakan dan kemitraan strategis.

Kelima, UIN Datokarama perlu meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi.

Keenam, UIN Datokarama perlu memasukkan dokumen capaian mutu secara berkala di E-SPMI

Rekomendasi ini lahir setelah dilakukan pembahasan di setiap komisi dan rapat pleno komisi – komisi dalam RTM yang diikuti oleh  Rektor Profesor Lukman Thahir, para wakil rektor, Kepala Biro AUPK, ketua senat, kepala SPI, para Dekan, Ketua Lembaga, ketua unit, para wakil dekan, para kepala bagian, Kaprodi, dan seluruh pejuang mutu UIN Datokarama P

Rektor UIN Datokarama Profesor Lukman Thahir, di Kota Palu, Senin, mengemukakan enam poin rekomendasi ini adalah hasil identifikasi kelemahan dan kelebihan yang bertujuan untuk mencapai sasaran mutu yang lebih baik.

“Ini adalah komitmen kolektif, yang tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi untuk terus berinovasi dan meningkatkan standar kualitas pendidikan dan layanan di UIN Datokarama.

Rektor mengatakan bahwa kampus yang dipimpinnya berkembang bukan karena satu orang, melainkan karena kekuatan kolektif.

Diharapkan, dengan adanya rekomendasi yang terstruktur dan terukur ini, UIN Datokarama Palu akan semakin solid dalam mewujudkan visi sebagai perguruan tinggi bereputasi internasional.

“Maka RTM menjadi jantung penting yang mengantar menuju internasionalisasi. Oleh karena itu, mari jadikan RTM ini sebagai momentum untuk memperkuat kolaborasi, mempertajam visi, dan memastikan bahwa UIN Datokarama Palu benarbenar menjadi institusi yang bertumbuh, berbenah, dan bermutu secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Berita Pilihan :  Proses Akreditasi Berlanjut, Prodi PAI S2 UIN Datokarama Dinilai Asesor LAMDIK

Ketua LPM Dr Sofyan Bachmid mengemukakan, RTM adalah jantungnya budaya mutu. Tanpa RTM, kata dia, siklus PPEPP tidak akan lengkap; tanpa RTM, kita hanya mengulangulang pekerjaan tanpa makna. Di forum inilah kita mengarahkan haluan, menegaskan komitmen, dan mengoreksi arah perjalanan lembaga kita.

“Tahun ini kita mengangkat tema besar “Menumbuhkan Budaya Mutu” Sebuah tema yang mengingatkan kita bahwa mutu bukan hanya ditulis, tetapi dihidupi, bukan hanya dilaporkan, tetapi dijalankan, bukan hanya menjadi tugas LPM, tetapi tanggung jawab seluruh sivitas akademika. Karena itu, saya ingin mengajak kita semua memaknai RTM bukan sebagai kewajiban administratif, tapi sebagai titik balik menuju keunggulan,” ucap Dr Sofyan Bachmid. 

Sebagaimana tuntutan akreditasi, maka RTM UIN Datokarama, sebut Sofyan Bachmid, membahas tujuh komponen strategis meliputi hasil audit internal, umpan balik, kinerja proses dan luaran, status tindakan koreksi, tindak lanjut RTM Tahun lalu, perubahan yang berpengaruh, dan rekomendasi perbaikan.

Ia menguraikan, untuk mendalami dan menganalisis berbagai temuan, pihaknya telah membagi tiga komisi. Komisi I diketuai oleh  Dr Hamka, yang akan membahas Audit Internal, Umpan Balik, Identifikasi dan Rekomendasi Perbaikan. Komisi II diketuai oleh Prof.Dr. Hamlan yang akan membahas masalah Status Tindakan Koreksi, RTM sebelumnya, Identifikasi dan Rekomendasi Perbaikan. Komisi III diketuai oleh Dr. H. Faisal Attamimi, yang akan membahas Kinerja Proses dan Luaran, Perubahan Mempengaruhi Sistem serta Identifikasi dan Rekomendasi Perbaikan.

“Kami sengaja mencampur berbagai latar belakang keahlian dalam satu meja kerja karena mutu tidak lahir dari pikiran yang seragam, tetapi dari keberanian menggabungkan pandangan lintas disiplin. Dari ruang komisi inilah lahir gagasan-gagasan yang lebih matang dan rencana tindak lanjut yang lebih tajam,” pungkasnya.***

Pos terkait