Petani Tolak Tambang Ilegal di Tinombo Selatan

  • Whatsapp

PARIMO, BULLETIN.ID — Penolakan terhadap aktivitas tambang emas tanpa izin yang beroperasi di Desa Oncone Raya, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), terus disuarakan oleh masyarakat, khususnya para petani sawah yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber penghidupan utama.

Gerakan penolakan tambang ilegal ini bukan hal baru. Sejak tahun 2012, para petani telah menyuarakan keresahan mereka terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan, terutama pencemaran air irigasi yang berimbas pada gagal panen di sejumlah lahan persawahan.

Aksi unjuk rasa damai kembali dilakukan dua kali berturut-turut dalam bulan Mei 2025. Pada 21 Mei, aksi dipelopori oleh Gerakan Masyarakat Tani Tinombo, dan disusul pada 28 Mei oleh Persatuan Rakyat Tani Tinombo Selatan. Keduanya menegaskan tuntutan penghentian segera aktivitas pertambangan emas ilegal di wilayah tersebut.

Tokoh pemuda Tinombo Selatan, Agung, menyatakan bahwa aktivitas tambang emas di kawasan Oncone Raya telah merusak sumber air bersih dan irigasi sawah, yang berdampak langsung pada hasil pertanian masyarakat. Namun ia menegaskan bahwa perjuangan masyarakat akan terus dilakukan secara damai dan tidak melanggar hukum.

“Kami terus mendorong penolakan ini dilakukan secara tertib dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Aspirasi petani harus disampaikan dengan cara yang benar,” ujar Agung.

Lebih lanjut, Agung meminta agar pemerintah daerah dan aparat penegak hukum, khususnya pihak kepolisian, bertindak tegas terhadap aktivitas tambang emas ilegal yang telah meresahkan warga dan mengancam ketahanan pangan lokal.

“Kami berharap ada perhatian serius dari pemerintah dan aparat dalam menghentikan praktik tambang emas ilegal ini demi keberlanjutan hidup para petani,” tambahnya.

Berita Pilihan :  Bupati Donggala Lantik Kades PAW, Abd Razak Jadi Kepala Desa Termuda

Tinombo Selatan dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil beras di Kabupaten Parimo, dengan mayoritas warganya bergantung pada pertanian dan berkebun. Ancaman terhadap sumber daya air tidak hanya merusak lingkungan, tapi juga menyentuh langsung aspek ekonomi dan sosial masyarakat desa.

Pos terkait