100 Petani Swadaya Sumsel Ikuti Pelatihan Sertifikasi ISPO

  • Whatsapp
Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute) menggelar pelatihan intensif sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) selama enam hari, 21–26 Juli 2025, di Palembang. Foto:Ist

PALEMBANG, BULLETIN.ID – Upaya mempercepat transformasi petani sawit swadaya menuju praktik berkelanjutan kian masif. Sebagai bagian dari strategi penguatan kapasitas, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) PT Forestcitra Sejahtera (Mutu Institute) menggelar pelatihan intensif sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) selama enam hari, 21–26 Juli 2025, di Palembang.

Sebanyak 100 petani swadaya dari Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menjadi peserta pada batch pertama. Mereka dibagi dalam tiga kelompok angkatan demi efektivitas pembelajaran. Uniknya, pelatihan ini tidak hanya menekankan teori, tapi juga pengalaman lapangan, diskusi aktif, dan simulasi praktik sesuai prinsip ISPO.

Direktur Utama PT Forestcitra Sejahtera, Sumarna, dalam sambutan pembukaan menyebut bahwa peningkatan kapasitas petani adalah langkah penting dalam menjawab tuntutan industri sawit global.

“Dunia menuntut sawit yang berkelanjutan. Saat ini, 84 persen perkebunan swasta telah tersertifikasi ISPO, tapi baru sekitar 3 persen petani rakyat yang tersentuh. Pelatihan ini bukan hanya soal sertifikasi, tapi soal pengakuan peran petani dalam rantai pasok dunia,” tegasnya.

Pelatihan resmi dibuka oleh M. Ichwansyah, Sp., M.Si., Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, yang mengapresiasi kolaborasi BPDP dan Mutu Institute dalam mendorong petani swadaya masuk sistem sertifikasi nasional.

“ISPO bukan hanya syarat pasar, tapi langkah penting menuju praktik usaha kebun yang berwawasan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Semakin banyak petani memahami ini, semakin kuat daya saing sawit rakyat di pasar global,” ujar Ichwansyah.

Selama pelatihan, peserta dibekali prinsip dan kriteria ISPO, pengelolaan kelembagaan petani, aspek legalitas, lingkungan, serta penerapan teknik budidaya berstandar. Materi disampaikan oleh akademisi, praktisi kebun, hingga agronom profesional bersertifikasi.

Berita Pilihan :  IOH Percepat Pemulihan Jaringan dan Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Sumatera

Pada hari keempat, peserta juga melakukan kunjungan ke KUD Sejahtera Palembang, koperasi petani yang telah menerapkan prinsip ISPO. Di sana mereka belajar langsung bagaimana standar keberlanjutan dijalankan dalam praktik kelembagaan dan teknis budidaya sawit.

Respons peserta pun positif. Pendekatan pembelajaran yang partisipatif dinilai membantu pemahaman mereka terhadap konsep ISPO secara lebih aplikatif.

Pelatihan ini menjadi contoh konkret bagaimana pendekatan lapangan dan pelibatan aktif dapat menjembatani petani swadaya dengan sistem sertifikasi nasional. Harapannya, program ini menjadi awal dari peningkatan jumlah pekebun rakyat yang tersertifikasi ISPO dalam waktu dekat.

Pos terkait