PARIGI, BULLETIN.ID – Memasuki usia ke-65, Karang Taruna diharapkan semakin meneguhkan perannya sebagai wadah pengembangan generasi muda sekaligus mitra strategis pemerintah dalam pembangunan masyarakat.
Sejak berdiri pada 26 September 1960 di Kampung Melayu, Jakarta, Karang Taruna hadir sebagai jawaban atas persoalan sosial pemuda, mulai dari penanggulangan kenakalan remaja hingga pemberdayaan potensi generasi muda. Dalam perjalanannya, organisasi ini mengalami pasang surut, termasuk sempat berganti nama menjadi Karang Taruna Indonesia pada 2001 sebelum kembali ke nama awalnya pada 2005.
Ketua Karang Taruna Paranggi, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Anggi Setiawan, menilai peringatan HUT ke-65 menjadi momen refleksi penting bagi seluruh kader Karang Taruna di tanah air.
“Dari perjalanan panjang sejak 1960 hingga kini, kita bisa menarik benang merah bahwa Karang Taruna adalah mitra strategis pemerintah. Organisasi ini menopang pembangunan masyarakat melalui program-program kreatifnya,” ujar Anggi, Sabtu (27/9/2025).
Menurutnya, usia 65 tahun bukan lagi masa muda, melainkan kematangan organisasi yang telah melalui berbagai dinamika. Karena itu, momentum HUT kali ini harus dimaknai sebagai ajang menilai kembali sejauh mana kontribusi nyata Karang Taruna bagi masyarakat.
“Moment ini harus kita jadikan refleksi, kembali melihat ke belakang: seberapa bermanfaat yang kita lakukan. Mari bersama-sama memaksimalkan peran Karang Taruna untuk mendorong kemandirian ekonomi kreatif yang inovatif dan memberi manfaat lebih luas,” tambahnya.
Ia menegaskan, dengan modal sejarah panjang dan posisi strategis di tengah masyarakat, Karang Taruna memiliki ruang besar untuk berperan dalam transformasi daerah.
“Salam Karya Mahatva Yodha, mari kita terus berkarya untuk bangsa,” tutup Anggi.







