MOROWALI, BULLETIN.ID — Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau langsung pelaksanaan Latihan Komando Gabungan (Kogab) TNI Terintegrasi Tahun 2025 yang digelar di kawasan Bandara PT IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (20/11/2025). Turut hadir Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kepala BPKP Muhammad Yusuf, serta sejumlah pejabat terkait.
Latihan berskala besar ini melibatkan 26.998 personel TNI dari matra darat, laut, dan udara, yang memperagakan skenario operasi terpadu untuk menghadapi berbagai ancaman strategis, termasuk potensi gangguan terhadap pengelolaan sumber daya alam (SDA) nasional. Interoperabilitas antar matra menjadi perhatian utama dalam latihan yang dirancang untuk menguji kesiapsiagaan dan kecepatan respon TNI di berbagai situasi.
Menteri Pertahanan RI, selaku Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional dan mewakili tim penertiban kawasan hutan yang menangani isu pertambangan, menegaskan bahwa fokus utama latihan adalah memperkuat kemampuan negara dalam menjaga kedaulatan dan menegakkan aturan.
“Tujuannya satu: bagaimana negara memiliki kemampuan untuk menegakkan peraturan dan melakukan penertiban dalam rangka pengamanan sumber daya alam yang merupakan bagian dari kedaulatan NKRI,” ujar Menhan.
Ia menyoroti maraknya penyimpangan dan pelanggaran di sektor pertambangan, termasuk modus yang memanfaatkan celah hukum untuk keuntungan pribadi. Menhan menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen melakukan penertiban secara konsisten dan menindak setiap aktivitas ilegal yang merugikan negara.
“Ini menunjukkan kehadiran negara terhadap kegiatan-kegiatan ilegal yang selama ini sangat merugikan,” tegasnya.
Menhan juga memastikan bahwa langkah pengamanan wilayah tidak hanya terfokus di Bangka atau Morowali, tetapi mencakup seluruh Indonesia. Pemerintah, kata dia, akan menegakkan aturan tanpa pandang bulu.
Dalam latihan ini, berbagai kemampuan strategis TNI dipertunjukkan, mulai dari manuver terjun Kelompok Depan Operasi Linud (KDOL), aksi Operasi Perebutan Pertahanan Pangkalan Udara (OP3U), skenario Force Downterhadap pesawat pelanggar, hingga simulasi sabotase pada sasaran vital. Dari unsur laut, TNI AL juga memperagakan operasi penindakan terhadap aktivitas kapal ilegal.
Seluruh rangkaian latihan dirancang untuk memastikan kesiapan TNI dalam menghadapi ancaman multidimensi dan menjaga kedaulatan serta keamanan sumber daya strategis negara.







