Jasa Raharja Ubah Strategi Keselamatan, Libatkan Aparatur Desa Tekan Kecelakaan

  • Whatsapp
Jasa Raharja Ubah Strategi Keselamatan, Libatkan Aparatur Desa Tekan Kecelakaan. Foto:Ist

JAKARTA, 28 November 2025 — Jasa Raharja mulai menggeser strategi kampanye keselamatan lalu lintas dari pendekatan titik rawan kecelakaan menjadi pendekatan berbasis komunitas. Melalui program Intensifikasi Keselamatan Transportasi Berbasis Domisili Korban, perusahaan pelat merah itu menggandeng aparatur kecamatan dan desa di 52 loket layanan seluruh Indonesia.

Program ini menjadi terobosan baru dalam upaya menekan angka kecelakaan dengan menjadikan aparatur lokal sebagai Agen Keselamatan Transportasi. Pendekatan ini selaras dengan tema nasional “Keselamatan untuk Indonesia Maju”.

Selama ini, program keselamatan lalu lintas berfokus pada 10 titik rawan kecelakaan. Namun dominasi faktor human error membuat pendekatan tersebut dinilai belum cukup menjangkau akar persoalan. Melalui data domisili korban, Jasa Raharja berupaya menargetkan edukasi langsung ke lingkungan tempat korban berasal.

“Aparatur kecamatan dan desa memiliki kedekatan sosial yang memungkinkan edukasi berjalan lebih intensif dan berkelanjutan,” ujar Plt. Direktur Utama Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana.
Menurutnya, pendekatan baru ini merupakan implementasi nyata komitmen melayani sepenuh hati, dengan intervensi yang lebih tepat sasaran dan berbasis bukti.

Program ini menyasar 156 kecamatan dengan tingkat domisili korban tertinggi di 10 wilayah prioritas, yakni:
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
Sebanyak 10.920 aparatur kecamatan dan desa ditargetkan terlibat sebagai agen keselamatan.

Kegiatan berlangsung sejak November hingga Desember 2025, menghadirkan pemateri dari kepolisian, pakar keselamatan transportasi, dan Jasa Raharja. Edukasi disusun dalam empat tahapan:

  1. Paparan data risiko oleh Jasa Raharja
  2. Penyampaian solusi keselamatan oleh kepolisian dan para ahli
  3. Diskusi wilayah untuk merumuskan langkah konkret
  4. Deklarasi komitmen aparatur sebagai agen keselamatan
Berita Pilihan :  PT Vale dan Pemda  Kembangkan Kampus Vokasi untuk Hilirisasi Nikel di Sorowako 

Dewi menegaskan bahwa memahami pola risiko dan kondisi sosial masyarakat menjadi kunci keberhasilan intervensi keselamatan.

“Pesan keselamatan harus dihidupi, bukan hanya disampaikan. Itu sebabnya aparatur lokal kami libatkan sebagai motor perubahan perilaku,” ungkapnya.

Pendekatan socio-engineering ini diharapkan memperkuat ekosistem keselamatan dari tingkat paling dasar, sekaligus menciptakan multiplier effect—satu aparatur dapat menjangkau ratusan hingga ribuan warga.

Dampak yang Diharapkan

Melalui program ini, Jasa Raharja menargetkan:

  • meningkatnya pemahaman aparatur terhadap risiko kecelakaan,
  • lahirnya rencana aksi keselamatan di tiap kecamatan, dan
  • turunnya angka kecelakaan di wilayah prioritas.

Jasa Raharja optimistis kolaborasi dengan aparatur kecamatan dan desa dapat mempercepat transformasi budaya keselamatan di masyarakat.

Pos terkait