PALU, BULLETIN.ID – Wakil Wali Kota Palu dr. Renny A. Lamadjido, mengajak kepada seluruh masyarakat Kota Palu khususnya umat Hindu untuk terus menjaga dan memperjuangkan demokrasi, ia juga menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Dharma Santi Nyepi Saka 1945, yang di gedung Milana Graha Sabha Pura Agung Wana Kertha Jagat Natha Kota Palu pada Jumat malam 28-04-2023.
“Melalui kegiatan ini kita semua dapat senantiasa hidup rukun toleransi antar umat beragama sehingga dapat mewujudkan demokrasi Indonesia yang lebih baik kedepannya,” ujarnya.
Pemilihan tema Dharma Santi Nyepi Saka 1945 ini sangat relevan dengan kondisi bangsa kita saat ini sebagai bangsa yang merdeka kita harus selalu memperjuangkan menjaga demokrasi agar tetap kuat dan lestari.
“Demokrasi menjadi pondasi utama dalam mewujudkan negara yang adil dan makmur,” jelasnya.
Mari bersama-sama kita sukseskan pesta demokrasi yang Isya Allah kita akan melaksanakan secara serentak 14 Februari 2024.
Kegiatan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1945 umat Hindu Kota Palu juga dihadiri oleh perwakilan tokoh-tokoh umat lintas agama sebagai wujud silaturahim dan menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Kegiatan yang digagas oleh Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palu
Dharma Shanti Nyepi merupakan rangkaian kegiatan rutin dilaksanakan setiap hari raya Nyepi dimana kegiatan ini merupakan tahunan untuk menguatkan kembali silaturahmi intern umat Hindu dan antar umat beragama serta dengan pemerintah.
Dharma Shanti diawali dengan penampilan tarian Sekar Jepun yang ditarikan oleh remaja Hindu wanita dari Sanggar Seni Dharmagita Kota Palu.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Palu I Made Lungayasa dalam laporannya menyampaikan sebelumnya dalam perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1945.
Umat Hindu Kota Palu telah melakukan serangkaian kegiatan seperti persembahyangan di pantai atau dilaut (Melasti/Melis), melaksanakan upakara Tawur Agung disertai dengan pawai ogoh-ogoh, dan pada puncak perayaan Nyepi umat Hindu Kota Palu melaksanakan Catur Brata Penyepian (empat pantangan) yang tidak boleh dilakukan.
“Sebelum pelaksanaan puncak Dharma Santi Nyepi tahun baru saka 1945 ini kita (umat) Hindu telah melaksanakan sejumlah rangkaian upakara,” kata Made Lungayasa.
Sementara itu Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Dr. Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana, M.Si dalam hikmah Nyepi menyampaikan terkait perjalanan panjang keberadaan transmigrasi etnis Bali di Sulawesi Tengah. Bahkan ia mengatakan Sulawesi Tengah merupakan rumah kedua bagi orang Bali hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah perkampungan orang Bali yang tersebar di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah.
“Sebagai orang yang lahir dan tumbuh di Bali saya merasakan aura yang sangat dekat dengan Bali di Kota Palu pada malam hari ini, mungkin karena memang Sulawesi Tengah memiliki julukan rumah ke dua bagi suku Bali,” katanya.
Bahkan komunitas Bali di Sulawesi Tengah sudah berusia lebih dari satu abad. Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia juga sangat mengapresiasi toleransi umat beragama yang ada di Kota Palu.
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Sulawesi Tengah I Wayan Sudiana dalam sambutannya mengatakan Dharma Santi Nyepi merupakan wujud nyata silaturahmi dan keharmonisan antar beragama, dengan tema “Melalui Dharma Agama dan Dharma Negara Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia”.
Wayan mengharapkan kepada intern umat Hindu dapat menjaga persatuan dan kesatuan dalam menyongsong Pemilu 2024 nanti.
“Saya mengharapkan jangan ada perpecahan di internal umat Hindu, kita harus mampu memahami demokrasi ini sebagai wujud yang memeriahkan boleh beda pilihan tapi jangan memunculkan perselisihan,” tegasnya.