POSO,BULLETIN.ID-Wakil Ketua-III DPRD Provinsi Sulteng H.Muharram Nurdin., bersama Ketua Komisi-IV DPRD Provinsi Sulteng Dr.Ir.Alimuddin Paada.MS, hadiri Pencanangan Sulawesi Tengah Sebagai Negeri Seribu Megalit,di Lembah Bada Desa Kolori Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso, Selasa (10/09/2023).
Kegiatan Pencanangan Sulawesi Tengah Sebagai Negeri Seribu Megalit, dihadiri dan dilaunching langsung oleh Gubernur Sulteng H.Rusdy Mastura, serta dihadiri oleh pihak Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Unsur Forkopimda Provinsi Sulteng, Para Bupati dan Walikota Se-Sulteng, Unsur Forkopimda Kabupaten Poso, Para Kepala OPD/Instansi Lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Sulteng, Para Camat dan Kepala Desa Se Kawasan Tampo Lore-Lindu Kabupaten Poso dan Sigi, Para Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Perempuan, Tokoh Pemuda Di Kawasan Lembah Bada Desa Kolori, serta para tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya Gubernur Sulteng H.Rusdy Mastura, menyampaikan bahwa perjalanan sejarah berbagai suku bangsa setelah berabad-abad akan meninggalkan jejak budayanya, baik yang konkrit (tangible) berupa benda yang merupakan hasil buatan manusia, maupun yang tidak dalam bentuk benda (intangible) berupa nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat,tetapi sesungguhnya sangat banyak warisan budaya intangible yang tersisa dalam warisan budaya tangible yang belum dimanfaatkan potensinya dalam pembangunan masyarakat ksusuanya di Sulteng.
Potensi tinggalan arkeologis di kawasan ini, secara kuantitas tinggalan arkeologi yang berhasil diidentifikasi dikawasan cagar budaya lore-lindu sebanyak 2007 buah yang terdiri dari 26 jenis artefak yang tersebar pada 118 situs di empat kawasan yang berbeda.
Di kawasan lembah bada terdapat 35 situs, di lembah besoa 32 situs, di lembah napu 29 situs, serta di lembah palu dan danau lindu 22 situs, tinggalan arkeologis terbanyak ditemukan di lembah besoa yaitu sebanyak 825 buah. selanjutnya di lembah napu sebanyak 752 buah, lalu di lembah palu dan lindu sebanyak 244 buah dan di lembah bada teridentifikasi tinggalan arkeologi sebanyak 186 buah. demikian pula sebaran fragmen gerabah yang banyak, fragmen gerabah ini terdapat di seluruh wilayah baik di lembah bada, lembah besoa, lembah napu dan lembah palu serta lindu. keempat kawasan tersebut memiliki ciri tata ruang yang khas yang memperlihatkan bukti pembentukan lanskap budaya.
“sulawesi tengah adalah tempat dimana alam dan budaya saling berpadu dengan indah, di antara kekayaan alamnya terdapat ribuan situs megalitik yang menunjukkan kemajuan peradaban masa lalu,megalitik bukan hanya sekadar batu-batu besar kuno, namun itu adalah saksi bisu dari ketekunan, kebijaksanaan, dan kerja keras leluhur kita, yang terkandung nilai-nilai, serta pengetahuan luar biasa di dalamnya.
“grand launching atau pencanangan “negeri seribu megalit ini merupakan langkah yang berani untuk menjadikan megalitik sebagai identitas, warisan budaya, serta daya tarik wisata bagi daerah kita yang akan membawa manfaat ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat dan mengangkat prestise provinsi sulawesi tengah, olehnya mari kita jaga dan lestarikan dengan baik harta karun luar biasa ini dengan penuh kebanggaan untuk masa depan dan generasi kita mendatang”Kata Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.”
Senada dengan hal tersebut, Wakil Ketua-III DPRD Provinsi Sulteng H.Muharram Nurdin juga menyampaikan bahwa hal ini merupakan suatu gagasan gubernur sulteng yang patut kita apresiasi, karena hal ini bukan hanya sekedar kegiatan pencanangan akan tetapi ini adalah merupakan sikap gubernur untuk menyampaikan kepada dunia bahwa sesungguhnya peradaban yang tertua itu berasal dari sulteng yang keberadaannya seumur di zaman nabi musa pada 3.000 tahun sebelum masehi (SM), oleh karena itu kita selaku masyarakat sulteng harus berbangga karena kita telah memiliki peradaban yang sedemikian tua dan masih dilestarikan hingga saat ini.