Upaya Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu Tingkatkan Populasi Maleo

  • Whatsapp
Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dengan dukungan Forest Programme III Sulawesi menggelar Seminar Nasional Maleo pengati hari maleo sedunia.Selasa (21/11/2023) (Bulletin/Foto;Indrawati )

PALU,BULLETIN.ID – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang maleo secara luas, baik dari tingkat pemerintah daerah, akademisi, pengelola Kawasan konservasi, maupun masyarakat umum khususnya di Sulawesi Tengah. Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dengan dukungan Forest Programme III Sulawesi menggelar Seminar Nasional Maleo.Dalam rangka memperingati hari maleo sedunia.Selasa (21/11/2023)

Tujuannya adalah meningkatnya dan tersebarnya informasi mengenai maleo baik secara akademis (hasil-hasil penelitian) maupun popular kepada para pihak di Indonesia serta terdapat pertukaran informasi, pengetahuan, dan pembelajaran dari seluruh lokasi-lokasi penularan maleo yang dikelola secara intensif di seluruh Sulawesi.

Di Sulawesi Tengah sendiri tercatat 54 lokasi peneluran maleo, dengan 26 lokasi berada dalam kawasan konservasi dan 28 sisanya di luar kawasan konservasi. Dari 54 lokasi ini juga, 38 tercatat di pantai dan 13 di inland atau daratan.

Khusus TN Lore Lindu, tercatat 10 lokasi peneluran maleo (BirdLife International 2001). Namun sampai saat ini hanya tercatat sekitar enam lokasi yang dinilai masih aktif, yaitu Pakuli, Saluki, Hulu Rawa, Kadidia, Mangku dan Taveki.

“Dalam konteks pelestarian satwa maleo beberapa tahun terakhir, Balai Besar TNLL masih focus pada area nesting ground di Saluki” Kata Titik Wurdiningsih kepala balai besar taman nasional lore lindu saat membuka seminar nasional maleo di sultan raja hotel.Selasa, (21/11/2023).

Ia menjelaskan bahwa saat ini beberapa intervensi yang telah dilakukan adalah pembangunan fasilitas demplot, fasilitas seperti penetasan semi alami dan kendang pembesaran.

Berdasarkan hasil monitoring, populasi kunjungan maleo di lokasi peneluran maleo di Saluki dalam lima tahun terakhir menunjukkan nilai yang relative stabil pada kisaran 800 individu (BBTNLL 2019). Di sisi lain area nesting groundmaleo yang lainnya juga dilakukan intervensi melalui kegiatan patroli atau pemantauan habitat.

Dalam mendukung pengelolaan, Balai Besar TN Lore Lindu juga pada tahun 2022 telah menyusun dokumen Rencana Strategis Peningkatan Populasi Maleo Senkawor di Taman Nasional dan Lanskap Lore Lindu, 2023-2033.

“Diharapkan dokumen ini dapat menjadi acuan dan arah bagi Balai Besar TN Lore Lindu dan mitra-mitra dalam setiap kegiatan dan upaya konservasi maleo di TN Lore Lindu dan lanskap sekitarnya” ungkapnya

Berita Pilihan :  Adopsi Keberhasilan Polresta Palu Membangun Kedekatan Dengan Peserta Pemilu

Rencana Tahapan Pengelolaan Maleo di TN Lore Lindu

Pengelolaan dan pengembangan lokasi peneluran maleo di dalam kawasan TN Lore Lindu bertujuan untuk peningkatan populasi satwa maleo, baik di dalam Kawasan maupun sekitar TN Lore Lindu.

Salah satu indikasi peningkatan populasi dapat dilihat dari intensitas kunjungan pasangan maleo di lokasi peneluran yang dipantau.

Tingkat kunjungan atau pemanfaatan area nesting ground oleh pasangan maleo ditentukan oleh beberapa faktor yaitu intesitas aktivitas manusia di area nesting ground, ketersediaan sumber panas (panas bumi maupun sinar matahari) di lubang penetasan, serta kondisi tutupan lahan di area nesting ground tersebut.

Untuk itu upaya peningkatan populasi maleo di kawasan TN Lore Lindu memerlukan dukungan infrastruktur dan pengelolaan yang memadai, seperti bak penetasan semi alami, aktivitas pemeliharaan area nesting ground, serta mengamanan habitat,koridor, maupun home range maleo secara umum.

Pada tahapan strategi yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Balai Besar TN Lore Lindu dalam upaya pengelolaan maleo ini diantaranya, meningkatkan populasi dan perbaikan kualitas habitat serta koridor maleo.

Strategi ini difokuskan pada pengelolaan habitat bertelur, pengendalian predator alami dan satwa introduksi serta pengawasan secara khusus di lokasi intensif pengelolaan.

Selanjutnya meningkatkan peran pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya dalam mendukung usaha pelestarian maleo secara lokal. Serta penguatan sistem pengelolaan data dalam pemantauan populasi dan habitat maleo.

TNLL Berdayakan Masyarakat Sekitar

Kepala balai taman nasional lore lindu Titik Wurdiningsih menyebutkan sa;ah satu Upaya pelestarian adalah dengan memberdayakan masyarakt sekitar.

Dari segi geografis taman nasional lore lindu disanggah dengan beberapa desa di perbatasan sehingga tekanan dari Masyarakat dianggap sangat berpengaruh dari tingkat ketergantungannya.

“Dari pihak lore lindu memberdayakan bagaimana desa-desa disekitar lore lindu bisa berdaya,bisa meningkatkan pendapatan mereka dengan tidak merusak Kawasan,contohnya di pakuli utara, disana terdapat tempat habitat peneluran maleo” ungkap titik

Kedepannnya juga pihak lore lindu akan membuat destiwisata minat ksusus yang saveti untuk penelusuran penetasan dari telur maleo, hingga pelepasan anak maleo. (Bulletin/Indrawati )

Pos terkait