PALU,BULLETIN.ID – Konsulat Australia di Makassar melakukan kunjung pertama di Sulawesi Tengah pada 31 januari hingga 2 febreuari 2024. Konsuat Australia di Makassar mengundang 8 orang jurnalistik yang tergabung dalam aliansi independent Indonesia (AJI) Palu untuk berdiskusi terkait pembangunan di Sulteng.
Konsulat Australia di Makassar Tood Dias menyampaikan bahwa tujuan utamanya ke Sulteng adalah un tuk mencari tau lebih lanjut mengenai potensi kerjasama ekonomi dan bisnis antara Australia dan Sulteng khusunya dalam memaksilmalkan strategi ekonimi Australia di Asia Tenggara.
‘Saat ini investasi terbesar di Australia beroprasi di Sulteng” kata Tood Dias. Rabu (1/02/2024).
Selain itu Pembangunan juga merupakan focus pemerintah Australia di Sulawesi Tengah, salah satu program unggulan kemitraan pemerintah Australia dan pemerintah indonsia adalah program INKLUSI yang berfokus terhadap kesejahteraan gender, hak disabilitas, dan inklusi sosial.
Melalui INKLUSI, organisasi Masyarakat sipil bermitra dengan peemerintah Sulteng medukung hak dan pemeberdayaan kelompok marjinal dalam mengakses layanan dasar, perlindungan terhadap kekerasan, peluang ekonomi , serta berpartisipasi pada peluang ekonomi.
Selain itu juga terdapat proyak pembangunan yang telah didanai oleh konsulat Auatralia di makassar melalui program bantuan langsung di Kabupaten Donggala.
“kami juga memberikan bantuan secara langsung kepada Lembaga penabula Sulawesi Tengah yang berupaya mengurangi dampak ombak pasang melalui reiboisasi hutan bakau, ada juga Yayasan tana sanggamu sindue yang meningkatkan peran Perempuan dan pemuda dalam pengembangan pengeloaan pertanian organic dan pembelajarana promosi digital “ tutur Tood Dias.
Sementara itu ketua aliansi independent indonsesi (AJI) Kota palu Yardin Hasan mengungkapkan bahwa Sulawesi tengah memiliki potensi alam yang cukup besar mulai dari sektor pertanian hingga sektor industri.
Ia mengemukakan Industri nikel menempatkan Sulawesi Tengah berada di posisi keempat nasional dengan realisasi investasi tertinggi. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan bahwa realisasi investasi yang masuk ke provinsi tersebut tahun 2023 mencapai Rp83,61 triliun.
Meski demikian menurut Yardin Kekacauan dalam pemberian izin tambang di Sulawesi Tengah telah menghadirkan banyak dampak buruk bagi lingkungan serta masyarakat, seperti perampasan lahan-lahan rakyat, kriminalisasi, hingga pencemaran lingkungan hidup tidak mampu dihindari.
