KOLAKA, BULLETIN.ID — Upaya memperkuat ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara memasuki babak baru. Pemerintah Kabupaten Kolaka bersama PT Vale Indonesia Tbk memulai penanaman perdana demplot padi berkelanjutan di tiga desa, masing-masing Puubunga, Pubenua (Baula), dan Lemedai (Tanggetada). Program ini diarahkan menjadi ruang uji coba varietas unggul dan teknologi budidaya presisi yang ke depan dapat direplikasi petani di wilayah lain.
Selama bertahun-tahun, petani di Kolaka masih berhadapan dengan masalah umum seperti keterbatasan benih unggul dan teknik budidaya yang belum optimal. Melalui program demplot, pemerintah daerah dan PT Vale mencoba menjawab tantangan tersebut dengan pendekatan riset dan inovasi.
Demplot ini menguji sejumlah varietas padi, termasuk PR25, PR107, Bujang Marantau, Trisakti, Menthik Wangi, dan Menthik Susu. Selain varietas, diterapkan pula sistem tanam berkelanjutan seperti Perennial Rice dan Salibu yang memungkinkan tanaman dipanen berkali-kali tanpa penanaman ulang.
Pemerintah Kabupaten Kolaka menilai program ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat produksi pangan lokal. Dengan pola demplot, hasil pengujian varietas dan teknik budidaya akan menjadi rujukan bagi petani sebelum diterapkan secara luas.
Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Widiastuti, menyebut demplot tersebut sejalan dengan agenda nasional penguatan gizi dan pemerataan benih unggul.
“Distribusi benih unggul masih menjadi pekerjaan rumah. Desa harus dikembangkan berdasarkan potensi lokalnya, dan inisiatif seperti ini memberi contoh bagaimana teknologi bisa langsung masuk ke tingkat tapak,” ujarnya.
Direktur Utama PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menyatakan program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi.
“Benih yang ditanam hari ini adalah investasi jangka panjang bagi kesejahteraan Kolaka. Kami ingin inovasi pertanian berjalan seiring pembangunan industri,” kata Irmanto.
Sejak 2021, PT Vale telah mengembangkan pertanian organik SRI di Blok Pomalaa. Sebanyak 55 petani, termasuk perempuan, terlibat dalam program tersebut. Salah satu varietas yang dikembangkan, Menthik Susu, sudah dipasarkan di Kolaka.
Direktur dan CSCAO PT Vale Indonesia, Budiawansyah, menambahkan bahwa pengembangan demplot merupakan bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan.
“Kami ingin membangun ekosistem pertanian yang tangguh dan ramah lingkungan, bukan hanya meningkatkan hasil panen,” ujarnya.
Demplot ini diproyeksikan berjalan secara bertahap. Pada musim panen mendatang, varietas yang menunjukkan hasil terbaik akan diperbanyak untuk produksi massal baik untuk pasar lokal maupun konsumsi masyarakat.
Selain meningkatkan produktivitas, program ini diharapkan membuka akses petani terhadap pengetahuan baru, memperbaiki teknik budidaya, serta meningkatkan pendapatan keluarga petani.
Dengan sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas petani, Kolaka diarahkan menjadi salah satu pusat produksi pangan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara.






