Muhammad J Wartabone Dampingi Nilam Sari Lawira Lantik DPW Pemuda Sholawat Indonesia Sulteng 

  • Whatsapp
Muhammad J Wartabone Dampingi Nilam Sari Lawira Lantik DPW Pemuda Sholawat Indonesia Sulteng. (Bulletin/Foto:Ist)

PALU,BULLETIN.ID – Ketua Umum Pengurus Besar Persaudaraan Indonesia Berdzikir (PB-PIB) yang juga merupakan Dewan Pembina Pusat Wanita Sholawat Indonesia (DPP Washotia), Buya H Muhammad J Wartabone mendampingi Hj Nilam Sari Lawira dalam acara pelantikan Sabri Maliki,  Ketua DPW Pemuda Sholawat Indonesia Sulawesi Tengah, beserta sejumlah pengurusnya.

Dalam kesempatan yang sama, terlebih dahulu juga dilakukan pelantikan Siti Hajar sebagai Sekretaris Umum (Sekum) PB-PIB untuk menggantikan pengurus sebelumnya yang telah wafat, almarhum H Hasan Yumbu.

Nilam Sari Lawira yang merupakan Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah hadir dan melakukan dua pelantikan tersebut dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pembina PB-PIB sekaligus sebagai Ketua Umum DPP Washotia.

Kegiatan tersebut berlangsung di Masjid Jami Darussalam Masomba, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (3/9), yang dihadiri sedikitnya 1.200 jemaah yang tergabung dalam PB-PIB dan Washotia termasuk ketua dan pengurus dari berbagai Majelis Taklim di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.

Acara yang diawali lantunan Sholawat Badar, mendengarkan sambutan yang salah satunya disampaikan Dewan Pembina PB-PIB, Aristan, kemudian melakukan Dzikir dan Sholawat Akbar bersama yang di pandu Hj Ilmawati Dgn Nompo, Siti Hajar dan Hamna Makral, menjadi ajang silaturahmi bagi umat muslim yang hadir di dominasi kaum perempuan.

Dalam sambutannya Aristan menyebut dua pekerjaan besar yang harus dilakukan PB-PIB adalah membumikan Sholawat di tanah air. “Dua pekerjaan besar kita saat ini adalah bagaimana membumikan Sholawat, seperti Dzikir dan Sholawat Akbar yang kita lakukan saat ini,” ujar Aristan.

Menurutnya, salah satu cita-cita yang harus dicapai PB-PIB adalah mewujudkan Sulawesi Tengah sebagai Serambi Haramain, yakni Serambi Mekkah dan Madinah. “Kita bercita-cita mewujudkan Serambi Haramain karena karakter wilayah kita ini di huni oleh berbagai suku-suku,” kata Aristan.

Sementara Nilam Sari dalam sambutannya mengaku berbahagia memiliki kesempatan hadir bersama dalam kegiatan tersebut. “Alhamdulillah ini menjadi ajang silaturahmi kita untuk memperkuat Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah. Tidak boleh ada perpecahan,” tandas  Nilam Sari. 

Berita Pilihan :  HUT KORPRI ke-53: Komitmen Penguatan Jiwa Korps ASN sebagai Perekat Bangsa

Ia menyatakan satu hal lainnya yang tidak boleh ditinggalkan bahkan harus diwujudkan adalah Ukhuwah Insaniyah sebagai tingkatan derajat yang paling tinggi, di mana sebagai sesama manusia bersaudara, baik itu beda agama, suku, dan ras. Mereka semua bersumber dari satu ayah dan ibu yaitu Adam dan Hawa. 

“Tanpa memandang bangsanya lagi yang merupakan makhluk ciptaan Allah yang berasal dari satu keturunan,” tekan Nilam Sari.

Sebelum Mahalul Qiyam dilakukan sebagai penutup rangkaian acara, Buya Muhammad J Wartabone memberikan wejangan kepada seluruh hadirin dengan maksud bukan untuk menggurui, tetapi mengajak umat muslim khususnya yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk bersama-sama mendapatkan Ridha Allah SWT.

“Kuncinya ada di dzikir dan sholawat. Ini adalah kebutuhan kehidupan manusia. Manusia itu mencari ketenangan hanya dengan dzikir dan sholawat,” yakin Buya Muhammad J Wartabone.

Menurutnya, dengan berusaha mengamalkan dzikir dan sholawat, ia berhasil mendapatkan hal baik yang menjadi keinginannya, termasuk saat ini menjadi seorang senator yang menjabat sebagai anggota DPD/MPR RI dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah.

“Orang boleh punya harta, boleh punya jabatan, tapi tidak semua itu akan membawa ketenangan. Maka dengan berzdikir mengingat Allah dan rasul dengan bersholawat kepada Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalam itu akan membuat kita tenang,” urai Buya Muhammad.

Ia memastikan ketenangan menjadi kunci sukses bagi kehidupan manusia. “Jika kita tenang, maka kita akan menjadi dekat dengan Allah, dengan Rasulullah, dan kita bisa berbuat baik kepada semua hamba, dengan mahkluk, dengan siapa pun, karena dalam substansi kehidupan di mana hakikat seorang muslim adalah mampu memasukan rasa kegembiraan di hati orang lain,” yakinnya.***

Pos terkait