PT Vale Jadi Satu dari 15 Perusahaan Tambang dengan Risiko ESG Terendah di Dunia

  • Whatsapp
PT Vale Jadi Satu dari 15 Perusahaan Tambang dengan Risiko ESG Terendah di Dunia. Foto:Ist

JAKARTA, BULLETIN.ID  — Di tengah sorotan dunia terhadap praktik tambang yang kerap meninggalkan jejak lingkungan, kabar datang dari Sulawesi. PT Vale Indonesia Tbk mencatatkan capaian baru dengan masuk dalam daftar 15 perusahaan pertambangan dengan peringkat risiko ESG (Environmental, Social, and Governance) terendah di dunia versi lembaga pemeringkat global, Sustainalytics.

Skor risiko ESG Vale turun signifikan dari 29,8 menjadi 23,7, atau membaik 5,7 poin hanya dalam waktu setahun. Perbaikan itu menempatkan perusahaan nikel yang menjadi bagian dari holding tambang BUMN, MIND ID, sebagai salah satu tambang paling bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial di tingkat global.

“Tonggak sejarah ini bukan hanya milik PT Vale, tetapi juga milik Indonesia, kita membuktikan bahwa pertumbuhan bisa dicapai tanpa mengorbankan integritas” kata Bernardus Irmanto, Direktur Utama dan CEO PT Vale Indonesia, dalam keterangan resmi, Selasa, (11/11/ 2025).

Jejak Hijau di Tengah Derasnya Transisi Energi

Capaian ini bukan hanya angka. Di baliknya, terdapat transformasi tata kelola yang menjadikan Vale Indonesia pionir pertambangan berkelanjutan di Asia Tenggara.

Sebagai produsen nikel untuk baterai kendaraan listrik, Vale berada di jantung transisi energi bersih global. Dengan memperkuat disiplin ESG, perusahaan bukan sekadar memenuhi standar lokal, tapi juga selaras dengan kerangka internasional seperti IRMA (Initiative for Responsible Mining Assurance), ICMM Principles, dan IFC Performance Standards.

Peningkatan peringkat tersebut diverifikasi melalui Standar Jaminan AA1000, yang menilai praktik manajemen energi, keselamatan kerja, hubungan masyarakat, hingga program rehabilitasi lahan tambang. Seluruhnya kini terverifikasi sesuai praktik terbaik global.

“Ini membuktikan bahwa tambang di Asia Tenggara dapat berdiri sejajar dengan pemain global. Bahwa keberlanjutan bukan jargon, tapi sistem yang kami jalankan setiap hari.” ” ujar Bernardus

Dari Responsif ke Proaktif

Dalam beberapa tahun terakhir, PT Vale menempuh jalur yang tak banyak diambil perusahaan tambang: menjadikan keberlanjutan sebagai inti strategi bisnis, bukan sekadar kewajiban.
Perusahaan beralih dari pendekatan reaktif terhadap isu lingkungan menuju manajemen ESG yang proaktif, dengan akuntabilitas yang jelas dari pimpinan hingga level operasional.

Berita Pilihan :  Indosat, Nokia, dan NVIDIA Dirikan Pusat Riset AI-RAN di Surabaya

“Perjalanan kami belum selesai, Ini bukan garis akhir, tapi penanda seberapa jauh kami telah melangkah dan seberapa besar tanggung jawab kami terhadap komunitas dan generasi mendatang” tutur Budiawansyah, Chief of Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia. 

Langkah Vale sejalan dengan arah kebijakan induknya, MIND ID, yang tengah mendorong perubahan wajah industri tambang nasional dari sekadar pengekstraksi sumber daya menjadi penggerak ekonomi hijau berbasis transparansi dan keberlanjutan.

Momen Strategis bagi Indonesia

Capaian Vale datang di saat yang krusial. Dunia sedang berpacu memenuhi kebutuhan mineral kritis seperti nikel dan tembaga  untuk mempercepat pembangunan kendaraan listrik, panel surya, dan sistem penyimpanan energi.

Di tengah itu, Indonesia memegang cadangan nikel terbesar di dunia. Peningkatan peringkat ESG Vale menegaskan posisi negara ini bukan hanya sebagai pemasok bahan mentah, tapi sebagai mitra andal dan beretika dalam rantai pasok global.

Ketika Amerika Serikat dan Uni Eropa mengetatkan regulasi keberlanjutan lewat Inflation Reduction Act (IRA) dan Critical Raw Materials Act (CRMA), Vale menghadirkan contoh konkret: bahwa tambang Indonesia bisa memenuhi standar tinggi etika dan lingkungan, tanpa kehilangan daya saing komersial.

“Peningkatan peringkat kami mencerminkan nilai yang mendefinisikan siapa kami. integritas, kepedulian, dan keunggulan kami ingin Indonesia dikenal bukan hanya sebagai penghasil nikel, tapi sebagai pemimpin dalam pertambangan yang bertanggung jawab.” ujar Bernardus. 

Pencapaian PT Vale Indonesia bukan sekadar kemenangan korporasi. Ia adalah cermin perubahan paradigma industri tambang nasional dari eksploitasi menuju regenerasi, dari volume menuju nilai.
Dan di dunia yang sedang berpacu menghapus jejak karbon, posisi Indonesia sebagai penjaga mineral hijau kian strategis. Vale baru saja menunjukkan: tambang pun bisa menambang masa depan.***

Pos terkait