BULLETIN.ID – Dalam dunia kerja yang serba cepat dan menuntut saat ini, depresi menjadi masalah serius yang dihadapi oleh banyak pekerja, baik itu karyawan maupun pemilik bisnis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi di tempat kerja, seperti beban kerja yang berlebihan, stres, dan kurangnya pemahaman tentang passion diri sendiri.
Namun, penting bagi kita untuk menyadari bahwa depresi tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan fisik dan otak. Jika dibiarkan berlarut-larut, depresi juga dapat memicu masalah kesehatan mental lainnya. Oleh karena itu, selain memanjakan diri atau memberikan reward kepada diri sendiri, kita juga perlu merawat otak kita.
Berikut ini adalah beberapa tips praktis untuk mencegah depresi di tempat kerja:
Praktikkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari
Pikiran yang terlalu banyak atau overthinking dapat menghambat kinerja kita dan meningkatkan risiko depresi. Kita perlu menyediakan waktu sejenak untuk menenangkan pikiran dan mengatur prioritas. Utamakan hal-hal yang memang perlu diatasi terlebih dahulu dan jangan terlalu memikirkan hal-hal yang tidak bisa segera diselesaikan. Jika ada kesalahan yang terjadi, fokuslah pada cara memperbaikinya daripada terus memikirkan kesalahan tersebut. Ada berbagai cara untuk menenangkan pikiran, seperti meditasi dan menulis jurnal. Meditasi dan menulis jurnal dapat membantu mengurangi stres dan menenangkan pikiran, sehingga kita dapat terhindar dari depresi.
Batasi penggunaan teknologi dan istirahat yang cukup
Membatasi penggunaan teknologi dan mendapatkan istirahat yang cukup dapat mengurangi stres dan membantu mencegah depresi. Otak kita membutuhkan waktu istirahat selama 7-8 jam setiap harinya. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan penuaan kulit. Kualitas tidur yang baik dan penggunaan teknologi yang terbatas ternyata saling terkait. Menghindari penggunaan teknologi sebelum tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan otak kita. Penggunaan teknologi yang berlebihan dianggap dapat menyebabkan masalah psikologis, termasuk depresi. Selain itu, kesehatan fisik kita juga dapat terpengaruh, seperti masalah penglihatan, gangguan pendengaran, dan ketegangan pada leher. Oleh karena itu, sebaiknya hindari penggunaan gadget sebelum tidur dan manfaatkan waktu tersebut untuk menulis jurnal atau melakukan aktivitas mindfulness lainnya.
Ajak teman-teman berkumpul
Berkumpul dengan orang-orang yang kita percaya, seperti teman, dapat membantu mencegah depresi. Teman-teman kita bahkan dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah. Dukungan, tawa, dan perhatian dari orang-orang yang kita percaya dapat mengurangi kecemasan dan overthinking. Berbincang dan menghabiskan waktu bersama teman-teman dapat menghasilkan hormon oksitosin yang dapat mengurangi stres dan kecemasan. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengajak teman-teman berkumpul dan berbagi cerita saat jam makan siang atau setelah bekerja.
Kenali potensi diri melalui refleksi nilai dan tujuan hidup
Saat mengalami depresi, kita sering merasa kehilangan arah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berhenti sejenak dan merenung tentang nilai-nilai dan tujuan hidup kita. Mulailah dengan mengeksplorasi hal-hal dan kegiatan yang kita sukai. Kita dapat mencoba program-program seperti Self Love Journaling dari Stress Management Indonesia untuk menemukan kekuatan dan potensi diri sebagai individu, serta mengekspresikan emosi kita. Setelah menemukan kembali jati diri yang mungkin terlupakan, diharapkan kita dapat terhindar dari depresi dan kembali semangat dalam menjalani hari-hari.
Ingatlah bahwa jika diperlukan, kunjungi profesional dan hindarilah melakukan diagnosis sendiri. Stress Management Indonesia juga telah meluncurkan program Indonesia Smile Movement Campaign yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental setiap individu melalui metode “Self Love Journaling” yang telah terbukti secara ilmiah. Program ini juga dilengkapi dengan pemantauan selama 6 bulan bagi pemilik buku Self Love Journaling. Kampanye ini ditujukan kepada Gen X, Millennial, dan khususnya Gen Z (lahir antara tahun 1997-2012, usia 11-26 tahun saat ini), yang merupakan calon karyawan atau pegawai di kantor.
Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan kita dapat mencegah depresi di tempat kerja dan menjaga kesehatan mental kita dengan baik.
Penulis : Nana