PALU,BULLETIN.ID – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palu menggelar pelatihan menulis feature yang berlangsung di Kafe RoA, Sabtu, 14 Oktober 2023. Pelatihan yang berlangsung setengah hari itu, diikuti 18 dari 23 peserta yang mendaftar. Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi AJI Palu, Mochammad Subarkah saat membuka pelatihan mengingatkan, jurnalis tidak mudah berpuas diri dengan pengetahuan yang ada saat ini. Ilmu dan teknologi jurnalistik terus berkembang, maka wartawan pun dituntut harus mengembangkan kompetensi menulis.
”Jangan berpuas diri dengan Anda capai saat ini. Kembangkan terus kemampuan menulis. Dengan itu jurnalis bisa berkontribusi pada kehidupan masyarakat dalam skala luas, karena menurunkan karya jurnalistik yang berkualitas,” ujar Sekretaris AJI Palu periode 2009 – 2012 ini.
Mantan jurnalis Mingguan Alkhairat dan Bisnis Indonesia menambahkan, kini medium untuk belajar sudah tersedia. Baik itu melalui pelatihan seperti yang dilakukan AJI Palu saat ini maupun ilmu jurnalistik yang diperoleh pada diskusi online. ”Ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan jurnalistik teman-teman semua,” ungkap Subarkah yang pernah menjadi jurnalis di LKBN Antara Palu ini. Ia menambahkan, karya jurnalistik adalah public guide bagi publik. Fungsi itu jangan sampai melemah hanya karena para pegiat jurnalistik tidak mampu lagi menampilkan karya yang berkualitas.
Di tempat yang sama, Koordinator Divisi Pendidikan AJI Palu, Aldrim Thalara menjelaskan, pelatihan ini sebagai bagian dari amanat Konferta AJI Palu, untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di daerah ini. Tak hanya wartawan anggota AJI tapi juga wartawan di luar anggota AJI Palu. ”Kami mengundang teman-teman di luar anggota AJI Palu untuk bisa ikut dalam pelatihan ini,” jelas jurnalis Kompas TV ini. Lanjut Aldi, kedepan pelatihan serupa masih akan dilakukan AJI Palu. AJI Palu katanya masih akan terus menggelar pelatihan serupa sebagai respons atas ilmu jurnalisme yang terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.
Pembicara pada pelatihan ini, selain dari AJI Palu, ada Amran Amier. Ia adalah Ketua AJI Palu periode 2006 – 2009. Amran menjelaskan banyak hal. Mulai perbedaan hard news, news in-depth dan feature. Jika liputan mendalam (in-dept) membutuhkan cantolan peristiwa (newspage) sedangkan feature tidak mesti terikat pada peristiwa tertentu. ”Makanya feature itu berita yang tidak basi,” ucap mantan jurnalis Majalah Gatra ini.
Amran yang pernah menjadi redaktur di Koran MAL menjelaskan, menulis feature adalah soal kemampuan memanfaatkan seluruh indera jurnalis untuk mendeskripsikan peristiwa yang bakal ditulisnya. Namun ia mengingatkan, fokus pada tema tetap harus diperhatikan. ”Jangan karena keasyikan mendeskripsikan peristiwa lalu melebar kemana-mana dan kehilangan fokus.
Makanya outline tetap penting sebagai acuan sebelum menulis,” ulas mantan Jurnalis TV-7. Amran juga sempat memberi pelatihan singkat menulis lead atau teras berita yang direspons dengan sangat seluruh peserta.
Pelatihan ini juga disambut positif dari beberapa peserta. Salah satu pengakuan itu datang dari Mughni Mayah jurnalis yang saban hari menulis di tutura.id. Menurut dia pelatihan jurnalistik menjadi penting bagi para jurnalis muda untuk meningkatkan kompetensinya. “Pelatihan kali ini sudah sangat membantu kami. Pelatihan ini diharapkan lebih sering untuk melatih kami untuk memperkaya khasanah tulisan kami sebagai Jurnalis. ” kata mantan aktivis Pers Mahasiswa Silolangi Universitas Tadulako ini.