PALU,BULLETIN.ID – Jurnalis Sulawesi Tengah (Sulteng) Basri Marzuki menyebut jurnalis tidak bisa berdiam diri dalam menyikapi isu perubahan iklim saat ini,sebab salahsatu elemen jurnalis keberpihakan kepada orang banyak.
“Perubahan iklim dirasakan orang banyak ,maka keberpihakan harus ada ,”kata Basri Marzuki saat menjadi narasumber workshop sharing sesion pada festival media 2 Hijau di Taman GOR Palu,Jalan Moh.Hatta,Senin (11/12).
Olehnya kata dia,lewat fesmed 2 ini menjadi komitmen mengkampanyekan isu perubahan iklim bersama. Kalau selama ini kita mengcover isu-isu perubahan iklim 3 sampai 5 persen saja seluruh sajian pemberitaan.
“Kita lakukan secara bertahap,dibarengi dengan penambahan kapasitas terkait isu perubahan iklim dan dampaknya,”tutur Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu.
Ia menjelaskan , sehari-hari kita berhadapan dengan perubahan iklim,tetapi karena kita tidak paham ,dianggap bukan sesuatu penting.
Maka kata dia,jurnalis punya peran penting,sebab memiliki kapabilitas mengangkat atau mengemukakan isu perubahan iklim jauh lebih baik dari mereka bukan berprofesi sebagai jurnalis.
“Sebab jurnalis memiliki akses kepada pemangku kebijakan,dibanding lainnya harus melewati birokrasi rumit,”tuturnya.
Dan jurnalis kata dia,dengan bahasa lugas dan mudah dipahami lewat tulisan-tulisannya bisa mengedukasi masyarakat terkait isu perubahan iklim dan membuka cakrawala dan pola pikir pembacanya dalam memahami isu tersebut.
“Dan paling penting bagi jurnalis dalam meliput isu perubahan iklim atau isu lainnya,tetapi kalau kebebasan pers,akses terbuka mendapatkan informasi kita dibatasi juga sulit menyajikan pemberitaan,”pungkasnya.