MALILI, BULLETIN.ID — PT Vale Indonesia Tbk memperkuat perannya dalam pembangunan wilayah Sulawesi Selatan melalui pembangunan Matano Belt Road (MBR) dan proyek normalisasi Sungai Baliase, dua infrastruktur strategis yang ditujukan untuk membuka keterisolasian wilayah, mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, sekaligus meningkatkan ketahanan daerah terhadap risiko bencana hidrometeorologi.
Matano Belt Road merupakan jalan provinsi strategis yang menghubungkan Malili, Nuha, hingga perbatasan Sulawesi Tengah. Selama ini, keterbatasan akses di koridor tersebut menjadi kendala bagi mobilitas masyarakat, distribusi barang, serta pengembangan potensi ekonomi lokal.
Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale Indonesia, Abu Ashar, mengatakan pembangunan MBR bukan semata proyek fisik, melainkan upaya membuka peluang ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Ketika akses terbuka, ekonomi bergerak dan layanan publik lebih mudah dijangkau. Jalan ini kami pandang sebagai investasi sosial jangka panjang,” ujar Abu Ashar usai menghadiri peletakan batu pertama proyek di Desa Ussu, Luwu Timur.
Jalan ini dirancang dengan standar teknis dan keselamatan yang ketat untuk mendukung kelancaran lalu lintas serta keamanan pengguna. Kehadiran MBR juga diharapkan menjadi penopang baru bagi pengembangan pusat ekonomi daerah, logistik, hingga sektor pariwisata, khususnya kawasan Danau Matano, salah satu danau purba terdalam di dunia.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menilai Matano Belt Road sebagai contoh kolaborasi strategis antara pemerintah dan sektor industri dalam mempercepat pembangunan daerah. Menurutnya, jalan tersebut akan menjadi jalur alternatif sekaligus akses utama yang memperkuat konektivitas Luwu Timur dan wilayah sekitarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Luwu Timur Hj. Puspawati Husler menyebut konektivitas dari Ussu hingga pesisir Danau Matano telah lama dinantikan masyarakat. Ia meyakini infrastruktur tersebut akan membuka sentra ekonomi baru, terutama pariwisata berkelanjutan, serta memperkuat posisi Luwu Timur sebagai simpul pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Sulsel.
Selain pembangunan jalan, PT Vale juga berkontribusi dalam penguatan ketahanan wilayah terhadap dampak perubahan iklim melalui normalisasi Sungai Baliase di Kabupaten Luwu Utara. Proyek ini dilakukan dengan pengerukan sedimen untuk meningkatkan kapasitas aliran sungai dan menekan risiko banjir yang kerap mengganggu aktivitas dan keselamatan warga.
Normalisasi sungai dirancang menggunakan pendekatan teknis hidraulika dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan guna menjaga fungsi ekologis sungai. Upaya ini melengkapi langkah mitigasi banjir sebelumnya, termasuk dukungan penyediaan ribuan jumbo bag untuk penanganan darurat.
Melalui dua proyek tersebut, PT Vale menegaskan komitmennya sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun Sulawesi Selatan yang lebih terhubung, tangguh terhadap risiko iklim, dan berdaya saing. Infrastruktur tidak hanya diposisikan sebagai sarana fisik, tetapi sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan bagi masyarakat.







