Festival Ramporame: Menghidupkan Kearifan Lokal dan Gotong Royong

  • Whatsapp
Festival Ramporame: Menghidupkan Kearifan Lokal dan Gotong Royong di Porame. (bulletin?foto:indrawati )

PALU,BULLETIN.ID – Masyarakat dan pemuda desa porame mengumumkan Festival Ramporame yang ke-dua, sebuah acara yang diadakan pada tanggal 21 – 23 juli mendatang dengan tujuan mempromosikan kearifan lokal dan semangat gotong royong di antara masyarakat.

Ketua program ramporame festival Kukukh Ramadhan, mengatkan bahwa yang menjadi dorongan dari kegiatan festival kedua ramprame ini adalagh memahami pentingnya memperkuat identitas dan nilai-nilai tradisional dalam masyarakat diwilayah desa porame kabupatemn Sigi.

Ia menjelaskan bahwa Latar belakang dari Festival Ramporame berawal dari kegelisahan yang dirasakan oleh masyarakat Desa.

“Kami merasa penting untuk memanfaatkan sumber daya desa tanpa harus meninggalkan pertanian, tetapi pada saat yang sama meningkatkan pendapatannya juga Dasar dari gagasan Ramporame adalah memastikan bahwa desa kami dapat berkembang tanpa harus meninggalkan akar budayanya” ungkapnya.

Festival ramporame telah berlangsung selama dua tahun dan untuk mencapai misi dari festival ini membutuhkan waktu kurang lebih 5 tahun.

Meski demikian para pemuda dan tokoh masyarakar Desa Porame Kabupaten Sigi berkomitmen untuk terus melakukan perubahan setiap tahunnya agar Desa Porame semakin maju.

“Kami percaya bahwa desa yang berdaulat adalah desa yang memiliki pendidikan yang baik” kata Wisthon Dachu selaku direktur program ramporame festival Ramprame

Pengelolaan Festival Ramporame dilakukan secara mandiri dengan skala internasional,panitia penyelenggara berharap festival Ramprame mendapat support dari pemerintah dalam bentuk fasilitas seperti akses jalan yang baik, penerangan yang memadai, dan lain-lain yang akan memudahkan pelaksanaan festival tersebut. “Kami tidak meminta bantuan finansial, tetapi lebih kepada bantuan dalam menciptakan kemudahan dan fasilitas yang diperlukan”

Festival ini akan memberikan ruang ekspresi dan juga kesempatan bagi Dewan Kesenian Sigi dan komunitas-komunitas yang lebih luas untuk turut serta. Filosofi Porame dan Ramporame ini memiliki sejarah ratusan tahun.

Berita Pilihan :  PT Vale Kampanye ESG Demi Masa Depan Berkelanjutan

Ramporame adalah kampung lama sebelum menjadi kampung Porame, dan dengan festival ini diharapkan dapat menghidupkan kembali nilai-nilai kebudayaan yang mungkin telah terlupakan.

“Nama “Ramporame” berasal dari bahasa Kaili, yang memiliki makna “tempat bertemu”. Oleh karena itu, kami sangat mementingkan partisipasi masyarakat dalam festival ini. Kami tidak hanya mengundang mereka secara lisan, tetapi juga melibatkan mereka dalam berbagai aspek, seperti pameran UMKM, pertanian berkelanjutan, dan usaha-usaha yang dilakukan melalui BUMDes” kata akndachu sapaannya.

Di hari pertama festival, peserta akan menjalani serangkaian kegiatan yang mencakup pemeriksaan keuangan dan pemantauan finansial. Ini bertujuan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan festival.Semua aspek festival ini dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan yang sehat.

Festival Ramporame adalah bukti nyata semangat gotong royong dan kearifan lokal di desa kami. Kami berharap festival ini dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi masyarakat, serta menjadi acara yang dinantikan setiap tahunnya.

Pos terkait