Badan Nasional Penanggulangan Terorisme RI Resmikan Kawasan Terpadu Nusantara Seluas 7 Hektar Di Kabupaten Morowali

  • Whatsapp
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Morowali resmikan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) seluas 7 Hektar di Desa Bahoea Reko-Reko, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada hari Selasa (27/09/202) (Bulletin/Foto : Ifal)

Bulletin.id, Morowali – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Morowali resmikan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) seluas 7 Hektar di Desa Bahoea Reko-Reko, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada hari Selasa (27/09).

Wilayah Morowali dipilih sebagai lokasi KTN mengingat Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu lokus sinergitas Kementerian/Lembaga dalam penanggulangan terorisme.

Di lahan KTN Morowali, program pertanian dan peternakan akan menjadi fokus pembangunan yang diharapkan dapat menjadi tempat asimilasi antara mitra deradikalisasi dengan warga sekitar dalam memanfaatkan lahan untuk kesejahteraan bersama sekaligus dapat meningkatkan ekonomi Kabupaten Morowali.

Peresmian KTN Morowali ini secara simbolis akan dilakukan Kepala BNPT RI, Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H dengan melakukan penanaman jagung.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BNPT RI akan menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara BNPT RI yang diwakili Sekretaris Utama BNPT RI, Mayjen TNI Dedi Sambowo, S.IP dan Pemerintah Kabupaten Morowali diwakili oleh Bupati Morowali, Drs. Taslim. Selain dihadiri oleh Kepala BNPT RI, peresmian KTN Morowali juga direncanakan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wakil Menteri Pertanian, Deputi IV Kemenko Polhukam Bidang Koordinasi Pertahanan Negara, Deputi V Kemenko Polhukam Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Deputi VI Kemenko Polhukam Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Gubernur Sulawesi Tengah, Bupati Morowali dan Rektor Universitas Tadulako.

Secara umum, program KTN memiliki 3 pendekatan yaitu Edukasi, Ekonomi dan Pariwisata. Dalam pemilihan lokasi, KTN berada di kawasan wisata yang berkaitan dengan alam dan dikelola secara langsung oleh Mitra Deradikalisasi. Selain membantu perekonomian Mitra Deradikalisasi, program ini juga membantu memajukan ekonomi kreatif masyarakat sekitar kawasan KTN.

Berita Pilihan :  Kakanwil Kemenkumham Sulteng Dorong Perlindungan Hukum Produk Usaha Ekraf di Sigi

Program KTN merupakan bukti negara hadir dalam mereduksi paham radikal terorisme dan meningkatkan kesejahteraan mitra deradikalisasi dan masyarakat sekitar dengan pendekatan lunak sehingga terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman dan damai. Dengan kehadiran kawasan ini, diharapkan para mitra deradikalisasi dapat bersinergi dengan penduduk sekitar dan juga lembaga lembaga terkait dalam pengelolaan dan terciptanya kemandirian ekonomi guna meneruskan keberlangsungan hidup mereka dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Sebelumnya wilayah KTN di 5 Provinsi lainnya yaitu di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, dan Jawa Tengah telah diresmikan. Kecamatan Turen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah pertama yang resmi menjadi KTN, dilanjutkan dengan Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, berpusat di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat dan Sidempul, Desa Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.(Bulletin/ifal)

Pos terkait