PALU, BULLETIN.ID – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kanwil Ditjenpas) Sulawesi Tengah terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pemberdayaan ekonomi warga binaan.
Salah satu langkah nyata terlihat saat Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, bersama Koperasi Farmtisan Lestari Berjaya, meninjau langsung produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas III Palu, Selasa (4/11/2025).
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam pengembangan produk unggulan warga binaan yang berkualitas dan berdaya saing.
“Pemasyarakatan harus melahirkan karya yang bernilai ekonomi. Setiap produk warga binaan adalah bukti bahwa pembinaan berjalan dengan semangat produktivitas dan kemandirian,” ujar Bagus Kurniawan.
Menurutnya, pengembangan UMKM di lingkungan pemasyarakatan tidak hanya soal produksi, tetapi juga membangun mental kewirausahaan di kalangan warga binaan.
“Kami ingin mengubah pola pikir baik dari petugas, warga binaan hingga masyarakat untuk terus berkarya dan berkreasi. Tujuan utamanya yaitu, dari narapidana menjadi wirausaha,” jelasnya.
Bagus, yang turut didampingi Pejabat Fungsional Tertentu Antonius Andry, diterima langsung oleh Kepala Lapas Perempuan Palu, Yoesiana, beserta jajaran. Kunjungan berlangsung dalam suasana akrab dan penuh semangat kolaboratif antara pihak pemasyarakatan dan mitra usaha.
Ia menegaskan bahwa setiap tahapan produksi harus dilakukan secara profesional, transparan, dan tertib administrasi, mulai dari proses pembuatan hingga pelaporan hasil serta pencatatan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
“Kami berharap produk UMKM warga binaan dapat menjadi kebanggaan daerah sekaligus berkontribusi nyata bagi perekonomian masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Maghfira, selaku Ketua Koperasi Farmtisan Lestari Berjaya, membahas sejumlah langkah strategis dalam sesi diskusi bersama jajaran Kanwil Ditjenpas dan Lapas Perempuan Palu. Agenda tersebut mencakup seleksi produk unggulan, desain kemasan menarik, rencana sertifikasi BPOM dan halal, serta strategi pemasaran.
“Produk warga binaan di Palu ini punya potensi besar untuk bersaing di pasar. Kami akan bantu dari sisi pelatihan, pendampingan usaha, hingga membuka akses jaringan penjualan,” ungkap Maghfira.
Ia menambahkan, pendekatan kolaboratif antara pemasyarakatan dan dunia usaha akan memperkuat posisi produk UMKM warga binaan sebagai bagian dari ekonomi kreatif daerah.
Di sisi lain, Kalapas Perempuan Palu, Yoesiana, menyampaikan apresiasi atas dukungan dan perhatian Kanwil Ditjenpas serta mitra koperasi yang turut membantu mengembangkan potensi warga binaan.
“Kami terus berupaya menjadikan Lapas Perempuan Palu sebagai ruang pembinaan yang produktif. Setiap karya warga binaan adalah bukti bahwa pembinaan dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai dan membanggakan,” tuturnya.
Rombongan kemudian meninjau langsung dapur produksi tas rajut dan bawang goreng, dua produk unggulan hasil karya warga binaan. Dalam kesempatan itu, sejumlah masukan teknis diberikan terkait peningkatan kualitas bahan, standar kebersihan, dan pengemasan agar produk memenuhi kriteria pasar modern.
Kegiatan ini menandai komitmen Kanwil Ditjenpas Sulteng untuk mengubah paradigma pembinaan menjadi kegiatan produktif bernilai ekonomi, sekaligus menumbuhkan semangat baru bagi warga binaan untuk berkarya, mandiri, dan berdaya saing.







