Stroberi Salubay: Keberhasilan Berkebun di Lahan 1 Hektar dengan Bibit Produksi

  • Whatsapp
beberapa pengunjung sedang memetik buah stroberi. (bulletin/foto;Ulum)

PALU,BULLEETIN.ID – Selama lebih dari satu dekade, Stroberi Salubay telah menjadi ikon kebun stroberi yang sukses di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), tepatnya di RT Salubay Dusun Tanjung Angin Nupabomba Kaputan Donggala atau yang dikenal dengan jalan trans Sulawesi kilometer 17 jalur kebun kopi.

Bermula dari lahan seluas kurang lebih 1 hektar, bibit produksi ini telah menjadi produsen dan pemasok stroberi berkualitas tinggi sejak tahun 2008. Wilayah pasar mencakup beberpa kabupaten hingga kota di wilayah sulteng seperti Tolitoli, Palu, Parigi dan sekitarnya.

Salah satu kunci keberhasilan Stroberi Salubay sehingga banyak dikenal masyarakat adalah kemampuan Miftahul Ulum sang pemilik kebun tersebut dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi.

miftahul ulum saat membersihkan lahan. (bulletin/foto:indrawati )

Ia telah berhasil memanfaatkan platform seperti Instagram dan Facebook untuk memperluas pasar dan mempertahankan kesetiaan pelanggan. Pasar yang relatif stabil membantu mereka tetap berjalan meskipun sedang menghadapi tantangan cuaca yang mempengaruhi penurunan produksi. Meski demikian, petani tetap berupaya memberikan pelayanan yang terjadwal dan berusaha memastikan kestabilan pasokan stroberi bagi pembeli.

Miftahul ulum pemilik lahan kebun stroberi mengungkapkan bahwa Selain fokus pada kegiatan berkebun, Stroberi Salubay juga telah membuka agrowisata sejak tahun 2017.

Di tahun 2017 tempat ini menawarkan pengalaman agrowisata yang menarik bagi pengunjungnya. Dengan biaya masuk sebesar 30 ribu rupiah, pengunjung dapat menikmati fasilitas tanpa batas memakan buah stroberi yang di petik langsung dari pohonnya.

Ulum sapaannya mengaku bahwa ide menanam stroberi awalnya dilakukan oleh sang ayah dengan hanya diberi lima pohon stroberi oleh seorang teman pada tahun 2008, namun, dengan ketekunan dan kerja keras, jumlah pohon bertambah hingga mencapai 23 pohon dan terus dikembangkan dan jumlah pohon stroberi saat I I mencapai 30 ribu diatas lahan 1 hektar itu, dan juga ia Kembali membuka lahan baru dan telah menanam sejulmlah 10 ribu pohon.

Berita Pilihan :  58 Calon Notaris di Palu Ikuti Seleksi CAT 

“Pertama mengenalkan stroberinya itu di taroh di plastik dan diisi 5 biji kemudian digantung dan di jual di lapak depan rumah, awalnya tak ada yang percaya kalau ada stroberi di sulteng tapi yaini memang ada, dan dari waktu ke waktu sudah banyak yang kenal dan permintaan makin banyak sampai keluar daerah ” ucap Ulum.

Saat ini, ia Kembali mengembangkan jenis stroberi dan fokus pada budidaya stroberi lokal, serta mengembangkan stroberi varietas baru yakni jenis stroberi mencir yang bibitnya  diperoleh dari Bandung.

buah stroberi, (bulletin/foto:indrawati)

Meskipun Stroberi Salubay telah mencapai tingkat kesuksesan yang mengesankan, tetapi tidak dapat diabaikan bahwa akses yang masih terbatas menjadi kendala. Kurangnya aksesibilitas dapat menghambat potensi pertumbuhan yang lebih besar lagi. Kendala lain yang hadapinya adalah perawatan tanaman yang memerlukan perhatian ekstra setiap harinya, terutama saat musim hujan.

Stroberi Salubay adalah cerminan kisah sukses seorang petani yang menjadikan kebun stroberi mereka sebagai sumber penghidupan. Dengan fokus pada kualitas, pelayanan terjadwal, dan pemanfaatan media sosial sebagai alat promosi, mereka berhasil menembus pasar Sulawesi Tengah dan tetap menghadapi tantangan dengan tangguh.

Dengan upaya terus menerus dalam mengembangkan agrowisata dan meningkatkan aksesibilitas, pemilik lahan perkebunana strobe salubay Miftahul Ulum berharap stroberi salubay dapat terus berkembang dan menjadi destinasi utama bagi pecinta stroberi di wilayah tersebut.

Penulis: indrawati

Pos terkait