Malam In Memorial Ichsan Loulembah 1966 – 2023 

  • Whatsapp
Malam In Memorial Ichsan Loulembah 1966 - 2023. (Bulletin/foto:ist)

PALU,BULLETIN.ID – AJI Palu, Celebes Bergerak dan Radio Nebula menggelar In Memorial Ichsan Loulembah 1966 – 2023 yang berlangsung Sabtu, 5 Agustus 2023. Diskusi berlangsung pukul 20.00 wita dihadiri para kolega almarhum yang kenal dekat atau pernah berinteraksi secara intens selama almarhum hidup.

Malam in memoriam ini diawali dengan penyampaian pihak keluarga yang diwakili Nani Loulembah. Nani mengatakan, tingginya perhatian dari berbagai kalangan atas kepergian kakak sulungnya itu, menandakan bahwa semasa hidupnya almarhum mempunyai jaringan yang luas, tidak saja di Kota Palu dan Sulteng tetapi nasional bahkan hingga di luar negeri.

Beragam tokoh hadir memberi kesaksian terhadap sosok almarhum Icshan Loulembah. Antara lain, mantan Wali Kota Palu Mulhanan Tombolotutu, politisi Golkar Farid Djavar Nasar, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Sudaryano Lamangkona, Tim Ahli Gubernur Ridha Saleh dan mantan Ketua KPID Sulteng Hari Azis. Mulhanan Tombolotutu, mengatakan, Ichan adalah salah satu tokoh muda asal Sulteng yang mempunyai jaringan luas secara nasional, baik di kalangan poitisisi, pebisnis maupun musikus. Pengetahuannya yang luas soal tokoh-tokoh elit di Indonesia membuat, ia memahami peta politik nasional dengan baik. 

Selain itu, dengan jaringannya yang luas, ungkap Mulhanan  ia juga membawa anak muda asal Sulteng untuk mengorbit secara nasional agar membangun jaringan baik dengan banyak kalangan. 

“Sikap kritisinya juga ditunjukannya dengan sikap politik HMI Cabang Palu yang dipimpinnya menyatakan keluar dari KNPI sebagai wadah berhimpun pemuda yang sangat berpengaruh saat Orde Baru” Ungkap Mulhanan 

Saat itu menurut Mulhanan, KNPI adalah organisasi berhimpun pemuda yang sangat berpengaruh. Banyak orang yang ingin menjadi bagian dari organisasi ini. Namun Ichan Loulembah mengambil sikap sebaliknya.

 ”Di jaman Orde Baru, sikap politik itu sangat berani. Karena itu, kita kehilangan sosok seperti Ichan yang mempunyai pemahaman dan jaringan yang luas sekaligus teman diskusi yang kritis,” ungkap Mulhanan dalam testimoninya. 

Farid Djavar Nasar, kawan seangkatan almarhum semasa di HMI Cabang Palu, mengatakan salah satu yang membekas dalam dirinya adalah, sosoknya yang egaliter. Ia tidak menghakimi pendapat orang lain, sekalipun pendapat itu tidak sejalan dengan jalan pikirannya. Lama berkawan, Farid mengaku sangat memahami jalan pikiran mendiang sahabatnya itu. Soal politik nasional dia adalah nasionalis tulen yang berfikir bahwa negara ini harus diurus dengan sistem demokrasi. Dimana kemerdekaan berekpsresi sebagai hak dasar warga adalah keharusan yang tidak boleh dilarang siapapun termasuk negara sekalipun.

Berita Pilihan :  Sejumlah Kepala Desa Curhat ke Ahmad Ali Terkait Infrastruktur Desa 

Kawannya yang lain, Ridha Saleh mengatakan, semasa menjadi Anggota Komisi Hak Asasi Manusia RI di Jakarta, Icshan banyak memberikan motivasi kepada dirinya. ”Kami komunikasi intens tentang banyak hal. Selain soal HAM juga isu-isu lain yang berkaitan dengan daerah ini. Selamat Jalan, Anda orang baik,” begitu ucapan Ridha Saleh diakhir testimoninya.    

Pengakuan lainnya disampaikan oleh Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Pemprov Sulteng, Sudaryano Lamangkona. Menurutnya, sekalipun ia termasuk yunior dari Ichsan Loulembah namun ia mengamati dari jarak dekat tindakan maupun jalan pikiran almarhum. Maka ia menyimpulkan, di perantauannya di Jakarta, Icshan berusaha membuka akses bagi kawan lain dari Sulawesi Tengah untuk maju. 

Diskusi yang dimoderasi rekan almarhum di Radio Nebula, Tasrief Siara, juga menghadirkan Hari Azis, mantan Ketua KPID Sulteng. Ichan yang dikenalnya ungkap Hari Azis adalah komunikator politik yang brilian. Ichan menurut Hari, bahkan ikut andil atas tagline pasangan JK-Wiranto, ”lebih cepat lebih baik”. Frasa yang kuat sekaligus menyimpulkan sosok JK seorang politisi pengusaha yang gesit dan lincah. Sebagai orang komunikasi ungkap Hari, dirinya salut atas kemampuan komunukasi politik almarhum. 

Doni Moidadi pada pengantarnya mengatakan, kenapa dirinya bersama AJI Palu dan Nebula tergerak menggelar malam in memoriam almarhum, saat Ichan menawarkan kediamannya di Jalan Rajawali menjadi Posko Sulteng Bergerak, cikap bakal Celebes Bergerak untuk operasi kemanusiaan sewaktu bencana 28 September 2018 lalu di Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong. 

Selama di Posko Sulteng Bergerak, katanya, Ichsan menjadi sosok penting. Dia banyak memberi masukan dan ide-ide dalam proses respons bencana yang saat itu dipimpinnya. Ichsan begitu dekat dengan tim sering bercanda dan tertawa bersama untuk menghibur diri dari aktivitas respons bencana kala itu. Inilah sosok yang sulit dan langka kita temui saat ini, itulah kenapa generasi kami yang kenal dengannya merasa kehilangan. Tapi, apapun itu. ”Tugas sejarahnya telah dia tunaikan, Sekarang om Ichsan sudah mendahului kami. Tapi nilai-nilai yang om Ichsan kasih akan terus kami rawat,” ujarnya mengenang. *** 

Pos terkait