FKUB Sulteng-Pimpinan Katolik Sinergi Tingkatkan Kualitas Kerukunan 

  • Whatsapp
FKUB Sulteng-Pimpinan Katolik Sinergi Tingkatkan Kualitas Kerukunan. (Bulletin/Foto:Ist)

PALU,BULLETIN.ID – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah bersama pimpinan dan jemaat Katolik bersinergi meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama di provinsi tersebut.

“FKUB terus berupaya merangkul semua tokoh – tokoh dan pimpinan agama, untik bersama – sama meningkatkan kualitas kerukunan, termasuk tokoh dan pimpinan Agama Katolik,” kata Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah, Profesor Kiai Haji Zainal Abidin, di Kota Palu, Jumat. 

Pengurus FKUB Sulteng yang merupakan tokoh lintas agama, telah bersilaturahmi dan berdialog dengan pimpinan dan jemaat Katolik. Silaturahim ini berlangsung di Gereja Katolik Santa Maria, di Kota Palu. 

Sejumlah tokoh dan pimpinan Katolik hadir dalam silaturahmi tersebut, di antaranya, Pastor Kepala Vikep Palu Pst.Wilhelmus Thome, Pastor Paroki Santa Maria Palu (Pst.Frans Mandagi Pr.), 

Pastor Thiery Ponomban, Pastor Deddy Patty, Pastor Theo Palit, dan Frater Toni Kuntag.

Selain itu, unsur Dewan Pastoral Paroki (DPP) dari Gereja Katolik Paroki Santo Paulus dan Gereja Katolik Santa Maria Palu juga hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk Pimpinan Kelompok Kategorial dari kedua Paroki.

Zainal Abidin mengatakan bahwa FKUB Sulteng berkepentingan untuk bersinergi dengan Katolik. Sebab, Katolik merupakan satu mitra FKUB yang memiliki peran strategis dalam pembinaan umat untuk meningkatkan kualitas kerukunan.

“Oleh karena itu, silaturahim ini bukan sekedar silaturahim biasa. Melainkan, silaturahim kebangsaan untuk meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama,” ujarnya.

Dalam pertemuan antara FKUB dengan pimpinan dan jemaat Katolik, Profesor Zainal Abidin menyatakan meningkatkan kualitas kerukunan perlu dilakukan dengan penguatan lima strategi.

Pertama, FKUB dan Katolik harus gencar meningkatkan paradigma umat untuk menerima perbedaan. Ia mengatakan para tokoh agama harus menyampaikan kepada umat bahwa realitas keberagaman dalam kehidupan masyarakat adalah keniscayaan. 

Berita Pilihan :  UIN Datokarama asah keterampilan penerima KIP 2024 berbahasa Inggris

“Keberagaman ini berdampak langsung pada lahirnya perbedaan. Semakin heterogen masyarakat, semakin banyak perbedaan yang muncul,” ujarnya. 

Meningkatkan kualitas kerukunan, kata dia, tidak dengan menghilangkan perbedaan. Sebaliknya, kerukunan dapat diwujudkan melalui pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan.

Kedua, mengedepankan persamaan. Setiap agama, menurut Profesor Zainal, memiliki karakteristik yang khas dan membedakannya dengan agama lain. Namun, dari segi pesan moral yang bersifat sosiologis terlihat jelas nilai – nilai humanis universal yang disepakati semua agama. 

Ketiga, tokoh lintas agama harus menyampaikan kepada umat agar sesama umat beragama harus saling percaya dan memahami. 

Keempat penguatan pemahaman mengenai moderasi beragama dan implementasinya. Terakhir, harus diikutkan dengan kesadaran global bahwa kerukunan umat beragama ada kebutuhan semua pihak.

Tokoh Katolik Agustinus Motoh mengapresiasi FKUB Sulteng yang telah bersilaturahim dengan para tokoh dan pimpinan Katolik. 

Ia berharap sinergi ini terus dikuatkan, untuk membangun kesamaan upaya dalam meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.

Pos terkait