POSO, BULLETIN.ID – Atham Nur Zulkifli alias Kifli, seorang mantan narapidana kasus terorisme yang pernah terlibat dalam rencana penyerangan Mapolres Toli-Toli, kini menjalani kehidupan barunya di Kelurahan Gebangrejo, Kecamatan Poso Kota, Kabupaten Poso. Setelah menjalani hukuman selama empat tahun, Kifli dinyatakan bebas pada 10 Maret 2021 dengan status bebas murni. Kini, ia tinggal bersama istri dan anaknya di rumah orang tuanya.
Kifli bersama rekannya ditangkap oleh Densus 88 Antiteror pada tahun 2017 di Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Selepas masa tahanan, ia memilih untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dengan membuka usaha cuci motor di Jalan Pulau Irian Jaya, Kelurahan Gebangrejo. Selain itu, Kifli juga sesekali menjadi buruh bangunan ketika ada yang membutuhkan tenaganya.
Dalam kesempatan wawancara, Kifli mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pihak Kepolisian, khususnya Satgas Operasi Madago Raya, yang telah berkunjung untuk bersilaturahmi. “Saya berharap hubungan komunikasi ini terus terjalin agar kerjasama dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Poso semakin erat,” ungkapnya.
Kifli juga menyampaikan pesan penting bagi masyarakat agar tidak terjerumus dalam aksi terorisme dan paham radikal yang dapat merugikan diri sendiri dan keluarga. “Saya termotivasi oleh keluarga yang telah sukses dalam usaha perkebunan durian di Desa Pandajaya. Sebaiknya kita mengikuti jejak mereka dengan melakukan kegiatan yang positif,” katanya.
Ia menekankan pentingnya menjaga situasi keamanan sebagai prasyarat untuk mendukung pembangunan di Poso. Menurutnya, dengan situasi yang kondusif, masyarakat dapat hidup aman dan tentram sehingga perekonomian di Kabupaten Poso juga akan meningkat. “Saya akan selalu mendukung kebijakan pemerintah dan membantu pihak Kepolisian dalam menjaga keamanan, terutama dalam mencegah berkembangnya pemahaman radikal di wilayah Poso,” tegas Kifli.
Atham Nur Zulkifli kini bertekad untuk menjalani hidup yang lebih baik dan berperan aktif dalam mendukung keamanan di wilayahnya, demi masa depan yang lebih damai bagi Poso dan sekitarnya.
