JAKARTA,BULLETIN.ID — Upaya memperkecil kesenjangan literasi digital di Indonesia kembali diperkuat. Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama Nokia resmi meluncurkan Generasi Terkoneksi (GenSi) #TerkoneksiBersamaNokia, Kamis (4/12/2025). Sebuah program literasi kecerdasan artifisial (AI) yang menyasar masyarakat dari perkotaan hingga daerah dengan akses internet terbatas.
Peluncuran ini menjadi respons atas perkembangan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2025 yang mencatat skor 44,53. Meski meningkat, laporan tersebut menegaskan kesenjangan digital masih nyata di sejumlah provinsi. Data APJII dan BPS menunjukkan sebagian wilayah Indonesia hanya memiliki penetrasi internet 29–36%, sementara ekonomi digital nasional diproyeksikan melesat hingga USD 360 miliar pada 2030.
Program GenSi dirancang sebagai intervensi inklusif untuk memperluas literasi AI di wilayah yang selama ini belum tersentuh berbagai program teknologi. Inisiatif ini menargetkan 10.000 peserta melalui pelatihan daring dan pendampingan langsung di Sumatra dan Kalimantan.
Kurikulum GenSi meliputi keamanan digital, dasar-dasar kecerdasan artifisial, penggunaan AI secara bertanggung jawab, serta pemanfaatan teknologi tersebut untuk belajar, bekerja, dan pemberdayaan komunitas. Materi sengaja dibuat mudah dipahami agar dapat diterapkan masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan.
President Director Nokia Indonesia, Ozgur Erzincan, menilai perluasan literasi AI menjadi krusial bagi pemerataan teknologi di Indonesia.
“Kolaborasi ini memastikan mahasiswa, tenaga pengajar, dan masyarakat di berbagai daerah memiliki kesempatan yang sama untuk memahami dan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.
Perjalanan GenSi tahun ini dimulai dari seremoni penandatanganan kerja sama di Surabaya. Setelah itu, tim menjalankan survei dan engagement komunitas di dua provinsi awal, untuk memetakan kebutuhan lokal dan memahami konteks sosial masing-masing wilayah.
Proses pemetaan ini menjadi dasar penyusunan modul pelatihan yang lebih relevan, mulai dari kebutuhan pelajar SMA hingga mahasiswa. Pada tahap implementasi, pelatihan tatap muka dilaksanakan di dua universitas di Sumatra dan Kalimantan, sebelum diperluas ke pelatihan daring selama tujuh hari untuk peserta dari seluruh Indonesia.
Pelatihan daring ini dilengkapi tantangan interaktif seperti memahami cara kerja AI, mencoba chatbot hingga membuat proyek mini berbasis no-code tools. Proyek terbaik akan dipresentasikan kepada juri dan peserta terpilih akan ditetapkan sebagai GenSi Digital Ambassadors.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menegaskan bahwa pemerataan kemampuan digital menjadi fondasi transformasi Indonesia di masa depan.
“Anak muda dari Aceh hingga Papua berhak memiliki kemampuan digital yang sama. Masa depan Indonesia akan lebih kuat ketika akses dan kompetensi digital dimiliki secara setara,” ungkapnya.
Program GenSi sebelumnya telah menjangkau wilayah kepulauan, kota-kota berkembang di Timur Indonesia, dan daerah yang selama ini berada di luar pusat pertumbuhan ekonomi digital. Tahun ini, program diperkuat dukungan BPPTIK Komdigi dan Kumpul Impact sebagai mitra pelaksana agar implementasi lebih inklusif dan berbasis dampak.
Peluncuran GenSi menjadi langkah penting dalam memastikan transformasi digital tidak hanya dinikmati wilayah perkotaan, tetapi juga menjangkau daerah terluar yang tengah bersiap menghadapi era kecerdasan artifisial.






