PALU, BULLETIN.ID — Setelah berlangsung selama enam hari, Pelatihan Potensi Pencarian dan Pertolongan bertema Jungle Rescue resmi ditutup pada Sabtu (10/5/2025) di halaman Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu. Penutupan dilakukan langsung oleh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Palu, Muh. Rizal yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas komitmen dan antusiasme selama pelatihan.
Pelatihan yang berlangsung di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Kapopo, Kabupaten Sigi ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai unsur. Seluruh peserta dinyatakan lulus dan berhak mengikuti Uji Kompetensi Potensi SAR sebagai langkah lanjutan untuk menjadi bagian dari kekuatan pencarian dan pertolongan di wilayah kerja Basarnas.
Selama enam hari, peserta menerima total 72 jam pelajaran (JP) yang terdiri dari teori di kelas dan praktik lapangan. Materi yang diberikan meliputi: Substansi Basarnas, Pengantar Pertolongan Pertama, Pemindahan dan Penilaian Korban, Bantuan Hidup Dasar dan RJP, Penanganan Pendarahan dan Syok, Cedera Alat Gerak, Kedaruratan Lingkungan, Navigasi Darat, Teknik Pencarian (ESAR), Survival, Komunikasi SAR, Evakuasi, serta Pembuatan Tandu Darurat.
Pada sesi akhir, peserta diterjunkan langsung ke dalam gunung hutan untuk mensimulasikan skenario nyata operasi pencarian dan pertolongan, mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama pelatihan.
Rutinitas pelatihan berlangsung disiplin, diawali dengan olahraga pagi, apel, sesi kelas di siang hari, serta praktik malam. Meski padat, peserta menunjukkan semangat tinggi dan kebersamaan yang solid sepanjang kegiatan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolingan Palu, Muh. Rizal, S.H., dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar ilmu yang diperoleh dapat menjadi bekal dalam mendukung misi kemanusiaan. “Semoga ilmu yang didapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan di lapangan. Ke depan, para peserta ini akan dirangkul dan diikutkan dalam berbagai operasi SAR,” ujarnya.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, diharapkan terbentuk potensi SAR yang handal dan siap terlibat aktif dalam upaya pencarian dan pertolongan, khususnya di medan hutan yang menjadi salah satu tantangan tersulit dalam operasi SAR.